Data Masjid
Biru
- Alamat: Sultan Ahmet Mahallesi, Atmeydanı Cd. No:7, 34122 Fatih/Istanbul, Turki
- Tinggi: 43 m
- Dibangun : 1609 – 1616
- Dibangun oleh : Sultan Ahmed I
- Arsitek: Sedefkar Mehmed Agha
- Gaya arsitektur: Arsitektur Islam, Arsitektur Utsmaniyah
- Fungsi: Masjid, Monumen
- Kapasitas : 10000 orang
Dari kejauhan sudah tampak enam buah
menaranya yang menjulang tinggi, seakan mengundang kita untuk segera menuju
kesana. Bangunan ini membuat kita terkagum kagum, pesona Masjid biru atau Blue
Mosque atau Masjid Sultan Ahmet sugguh luar biasa. Berdiri di depan masjid ini
membuat kita terasa kecil.
Masjid Biru, Blue Mosque atau disebut juga Masjid Sultan Ahmet
(bahasa Turki: Sultanahmet Camii. Camii artinya: masjid besar) memang memiliki
pesona tersendiri. Tidak hanya karena keindahan arsiteknya akan tetapi kisah
pendiriannya dan rahasia yang terdapat pada masjid biru sultan ahmet di turki ini mengundang
kekaguman bagi siapa saja yang mengunjunginya.
Masjid Sultan Ahmet itu terletak di kota tua Istanbul, dimana
sebelum tahun 1453 menjadi pusat pemerintahan konstantinopel, yaitu ibukota
kekaisaran Bizantin/Bizantium, masjid biru ini berdekatan dengan Aya Sofya
(Hagia Sophia) yang sekarang berfungsi menjadi museum.
Masjid ini disebut masjid biru karena
keindahan interiornya yang didominasi warna biru sehingga menimbulkan kesan
damai dan tenang. Siapa pendiri masjid biru
turki ? Masjid ini
dibangun atas perintah Sultan Ahmed I yang berasal dari dinasti Ottoman yang
menguasai Turki pada abad ke 14. Sultan Ahmed I memerintah Turki mulai tahun 1603 – 1617. Masjid tersebut dirancang oleh
arsitek terkenal di masa itu yaitu Mehmed Aga dan mulai dibangun pada tahun
1609 dan selesai pada tahun 1616. Sultan Ahmed I sengaja membangun masjid biru
ini karena ingin menandingi bangunan Hagia Sophia atau Aya Sofia yang dbangun
pada masa kejayaan Bizantium. Sultan Ahmed I wafat saat berumur 27 tahun, atau
1 tahun setelah selesainya pembangunan masjid ini. Kemudian dia dimakamkan di
halaman masjid ini, begitu juga istri dan ketiga puteranya.
Kisah dan sejarah pembangunan masjid ini sangatlah menarik, konon
kabarnya Sang Sultan memerintahkan kepada Sang
Arsitek Mehmed Aga untuk membangun Menara yang terbuat dari emas, akan
tetapi karena kata “ emas “ dalam Bahasa Turki “ altin “ mirip dengan
kata enam yang dalam Bahasa Turki yaitu “ alti ” maka Mehmed Aga membuat
Masjid itu dengan 6 menara yang megah, ternyata Sang arsitek salah dengar.
Masjid itu terlanjur sudah berdiri megah dengan 6 menara, Mendengar hal itu
awalnya Sultan Mehmed merasa kecewa, akan tetapi setelah melihat keindahannya
konon Sultan Ahmet I justru terpukau dengan desain 6
menara yang unik itu.
Ketika pembangunan masjid ini selesai dengan 6 buah menara,
terjadilah kontroversi bahwa jumlah menaranya menyamai jumlah menara Masjidil
Haram, supaya berbeda kemudian Sultan Ahmed memerintahkan untuk membangun 1
lagi menara di Masjidil Haram.
Saat ini Masjid Biru masih berfungsi dengan baik sebagai tempat
ibadah. Dan ternyata dibalik keindahan arsitekturnya, masjid biru tersebut
menyimpan misteri sekaligus sebagai masterpiece seni aritektur turki. Apabila
diperhatikan secara seksama biasanya di langit langit gedung tinggi terdapat
sarang laba laba, nah jika anda berkesempatan mengunjungi masjid biru sempatkan
untuk mendongak keatas untuk melihat apakah ada sarang laba laba disana.
Hebatnya ternyata di area kubah masjid biru tidak terdapat sarang laba laba.
RAHASIA TERSEMBUNYI DIBALIK MASJID BIRU
Apa rahasianya kubah masjid biru turki bisa tetap bersih dari
sarang laba laba? Rupanya para arstitek yang membangun masjid biru mempunyai
resep ampuh, yaitu telur burung unta. Tepat di tengah kubah terbesar yang berdiameter
24 meter, menjuntai rantai panjang. Tiga meter dari titik tengah kubah terdapat
chandeliers berbentuk segitiga tempat
meletakkan telur burung unta di ketiga sudutnya. Sepertinya telur burung unta
mempunyai kandungan zat tertentu yang aromanya tak disukai laba-laba.
(Kubah Masjid Biru) |
SENI ARSITEKTUR MASJID BIRU
Masjid Biru ini menggabungkan beberapa seni arsitektur Byzantium
dan Hagia Sophia dengan arsitektur tradisional Islam masjid ini dianggap
sebagai masjid besar terakhir dari periode klasik. Berbentuk kubus dan berdiri
kokoh dengan 6 menara yang menjulang tinggi, kemudian diameter kubah 23,5 meter
dengan tinggi kubah 43 meter yg dilengkapi dengan 4 setengah-lingkaran kubah
dari 4 arah yg berbeda, dan kolom beton berdiameter 5 meter. Di sekitar
masjid ini, juga dibangun sekolah, istana peristirahatan bagi Sultan, tempat
pemandian, air mancur, rumah sakit, serta kamar-kamar yang disewakan saat itu.
Pada dasarnya Masjid Sultan Ahmet ini terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu Area Bangunan Utama masjid dan Area Pelataran Tengah yang dikelilingi
koridor yang menyatu dengan bangunan utama, sehingga apabila ruang utama masjid
tidak dapat menampung jamaah, maka pelataran tengah bisa juga digunakan untuk
menampung jamaah tersebut.
Menara yang menjulang tinggi menambah
kesan gagah dari masjid ini. Bentuknya ramping dan runcing, seperti pensil yang
diraut merupakan hasil seni arsitektur pada saat itu, masing masing Menara
dilengkapi dengan tiga balkoni (dalam Bahasa Turki disebut (Şerefe) dengan
penopangnya yang dibentuk seni muqornas (Stalaktit). Waktu itu menara ini
selain sebagai penanda masjid dari jarak jauh juga menjadi tempat
mengumandangkan adzan. Jadi setiap tiba waktu adzan, muadzin akan meniti tangga
berputar di dalam menara untuk menuju ke pucuk menara dan mengumandangkan adzan
dari atas menara, supaya suara adzan terdengar sejauh mungkin. Akan tetapi saat
ini masjid biru sudah menggunakan pengeras suara sehingga suara adzan terdengar
lebih jauh.
Keindahan interior masjid ini begitu kental dengan keramik
berwarna biru. Tak kurang 20.000 keping keramik hasil kerajinan keramik terbaik
daerah Iznik Turki menghiasi masjid ini bermotifkan daun, tulip, mawar, anggur,
bunga delima atau motif-motif geometris. Keramik pada lantai bawah dibuat dengan
desain tradisional Turki, sementara keramik di lantai galeri dibuat dg disain
bunga dan buah-buahan. Semua keramik ini didisain oleh seorang ahli keramik
dari Iznik, Ksap Haci dan Baris Efendi dari Avanos, Cappadocia. Keramik di
sekitar Blue Mosque sempat direstorasi setelah terjadi kebakaran di tahun 1574.
Di dalam masjid biru ini juga terdapat lebih dari 200 kaca hias
dipakai untuk jendela masjid yg memberi jalan bagi cahaya dari luar. sedangkan
lampu-lampu masjid yg awal, dihiasai dengan emas dan batu berharga. Pada tiap
semi dome (kubah setengah lingkaran) dilengkapi dengan 14 jendela dan 28
jendela pada kubah tengahnya. Kaca berwarna yg dipakai pada jendela-jendela ini
adalah hadiah persembahan dari Ratu Venice kepada Sang Sultan. Hanya saja
sebagian besar dari kaca-kaca ini sudah direstorasi agar tampak bagus.
Sedangkan pada kusen dan bingkai jendela memounya hiasan yang sangat menarik,
dikerjakan dengan teknik Opus Sectile yaitu ragam hias dengan merangkai
potongan potongan berbagai material pilihan kemudian dirangkai satu persatu
membentuk pola tertentu sebagaimana sebuah mozaik.
Selain itu karpet sutera terbaik terhampar di lantai masjid ini
dan lampu-lampu minyak yang terbuat dari kristal merupakan produk impor. Banyak
terdapat barang-barang dan hadiah berharga di masjid ini, termasuk Al Quran bertuliskan
tangan. Elemen penting dalam masjid ini adalah mihrab yang terbuat dari marmer
yang dipahat dengan hiasan stalaktit dan panel incritive dobel di atasnya.
Tembok disekitarnya dipenuhi dengan keramik. Masjid ini didesain agar dalam
kondisi yang paling penuh sekalipun, semua yang ada di masjid tetap dapat
melihat dan mendengar Imam. Dekorasi lainnya adalah kaligrafi ayat-ayat Al
Qur’an yang sebagian besar dibuat oleh Seyyid
Kasim Gubari, salah satu kaligrafer terbaik pada masa itu.
ATURAN PENGUNJUNG :
Untuk menghormati tempat ibadah
ini, para pengunjung diharapkan memakai pakaian yang sopan saat memasuki
ruangan. Wanita harus mengenakan kerudung. Dan untuk pengunjung muslim
dipersilahkan jika ingin melakukan ibadah sholat disana. Sedangkan yang tidak sholat
bisa melihat lihat dari shaf belakang.
LARANGAN PENGUNJUNG :
Pengunjung dilarang melakukan
pemotretan pada waktu sholat berjamaah sedang berlangsung.
INFORMASI :
·
Jam buka : Dari mulai waktu sholat Subuh
hingga waktu selesai sholat Isya’
·
Tiket masuk : Gratis
·
Transportasi :
o
Dari Ataturk Airport : naik Metro (M1), turun
di Zeytinburnu, lalu naik Trem (T1) turun di Sultan Ahmet
o
Dari Taksim : naik Furnikuler (F1) turun di
Kabatas, lalu naik Trem (T1) turun di Sultan Ahmet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar